TUGAS SOFTSKILL PSIKOLOGI DAN TEKNOLOGI INTERNET
1. Etika
dalam internet
Etika dalam berinternet atau netiket digunakan
untuk mengurangi terjadinya penyalahgunaan internet, berikut adalah beberapa
contoh dari netiket:
A. Penggunaan
huruf kapital
Perhatikan penggunaan huruf kapital. Gunakan huruf kapital dengan tepat
karena apabila kita menggunakan huruf kapital tidak pada tempatnya, dapat
disalahartikan oleh pengguna internet lain sebagai sinyal bahwa kita sedang
marah.
B. Hati-hati
terhadap informasi yang diterima
Mudahnya penyebaran berita kini dapat membuat berita bohong atau hoax dan spam berkeliaran di mana mana. Untuk itu jangan mudah percaya
dengan berita yang baru didapat. Carilah sumber berita yang terpercaya untuk
mengetahui berita tersebut benar atau tidak.
C. Private message
Janganlah menyebar suatu hal yang bersifat private. Simpanlah informasi tersebut sebaik mungkin karena yang
namanya private bukanlah suatu bahan untuk
publik.
D. Sumber
dari informasi
Cantumkanlah sumber dari informasi yang kita dapatkan apabila kita mengutip
dari tulisan orang lain. Selain menghindari tindakan plagiarism, mencantumkan sumber asal adalah sebuah bentuk terima
kasih pada penulis aslinya.
E. Hindari
personal attack
Seringkali di forum terdapat debat antara sesama pengguna internet. Hal tersebut
akan membuat keadaan panas dan kata-kata yang dikeluarkan seringkali tidak
sopan. Meski begitu, janganlah memanfaatkan kelemahan orang lain sebagai bahan
untuk memenangkan debat.
2. Dampak
positif dan negatif penggunaan internet
A. Dampak
positif
a. Internet
sebagai media komunikasi
Dalam hal ini internet memudahkan orang-orang untuk berkomunikasi satu
dengan yang lain dengan menggunakan aplikasi chatting seperti Line, WhatsApp, BBM, dll.
b. Media
pertukaran data
Dengan menggunakan email, newsgroup, ftp, dan www para pengguna internet
dapat bertukar informasi dengan cepat.
c. Media
mencari informasi
Melalui Google, Yahoo, Youtube dan search
engine lainnya, manusia lebih mudah untuk mencari berita/informasi dengan
ketikan jari.
d. Kemudahan
berbisnis dalam perdagangan
Maraknya
perdagangan online memunculkan banyak
aplikasi seperti Shopee, Tokopedia, dll mempermudah masyarakat untuk
bertransaksi online.
B. Dampak
negatif
a. Pornografi
Pornografi sudah menjadi hal umum dalam internet. Untuk mengantisipasi
hal ini, para produsen browser melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk
memilih jenis home-page yang dapat diakses
akibat salah menggunakan banyak sekali tingkah asusila atau kriminal.
b. Violence and gore
Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan
isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan
segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan
menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
c. Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput
dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau
mengkonfirmasi informasi yang dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
d. Perjudian
Banyak sekali pengguna internet yang menggunakan internet sebagai alat
judi yang sangat luas bagi semua kalangan, bukan hanya bagi orang dewasa bahkan
anak anak pun seringkali menyalah gunakan internet sebagai alat perjudian.
3. Fenomena
yang terjadi dalam social media
Menurut kbbi, fenomena adalah hal-hal yang
dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara
ilmiah; sesuatu yang luar biasa. (Dalam: https://kbbi.web.id/fenomena)
Tiga milliar orang, sekitar 40% populasi
dunia, menggunakan media sosial- dan menurut sejumlah laporan, kita
menghabiskan rata-rata dua jam setiap hari untuk membagikan, menyukai, menulis
cuitan dan memperbaharui perangkat ini. Artinya sekitar setengah juta cuitan
dan foto Snapchat dibagikan setiap menit.
Ketika media sosial memiliki peran besar
terhadap kehidupan kita, apakah kita dapat mengorbankan kesehatan dan
kesejahteraan jiwa serta waktu kita? Apa sesungguhya bukti yang ditemukan?
Karena media sosial masih baru bagi kita,
masih terbatas pula kesimpulan-kesimpulan yang cukup tegas. Riset yang ada
kebanyakan bersandar pada pelaporan mandiri, yang seringkali tak kredibel. Dan
mayoritas studi menfokuskan pada Facebook. Artinya, ini merupakan area riset
yang berkembang pesat, dan berbagai petunjuk mulai bermunculan. BBC Future
mengkaji penemuan sains tersebut:
STRES
Orang menggunakan media sosial untuk
melampiaskan segalanya mulai dari layanan konsumen hingga politik, namun
kelemahannya adalah seringkali unggahan kita menyerupai stres yang tak ada
habisnya. Pada 2015, peneliti pada Pew Research Center yang berbasis di
Washington DC berupaya untuk mengetahui apakah media sosial lebih menyebabkan
stres dan bukannya menguranginya.
Dalam survei yang melibatkan 1.800 orang,
perempuan disebutkan lebih mengalami stres dibandingkan laki-laki. Ditemukan
Twitter menjadi "penyumbang penting" karena meningkatkan kesadaran
mereka akan tekanan yang dialami orang lain.
Namun Twitter juga bertindak sebagai
mekanisme penanggulangan - dan semakin banyak perempuan menggunakannya, semakin
berkurang stres mereka. Efek yang sama tidak ditemukan pada pria, yang
disebutkan peneliti bahwa lebih memiliki hubungan yang berjarak dengan media
sosial. Secara keseluruhan para peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan media
sosial terkait dengan stres "dengan tingkat yang lebih rendah".
SUASANA
HATI
Pada 2014, peneliti di Austria menemukan
bahwa mood atau suasana hati para responden mereka lebih rendah setelah
menggunakan Facebook selama 20 menit dibandingkan mereka yang hanya berselancar
di internet. Studi menunjukkan bahwa orang merasa seperti itu karena mereka
melihat hal itu membuang waktu.
Suasana hati yang baik atau buruk juga
menyebar antar orang di media sosial, menurut peneliti dari Universitas
California, yang menilai konten emosional dari lebih satu milliar unggahan
status dari lebih 100 juta pengguna Facebook antara 2009 dan 2012.
Cuaca buruk meningkatkan jumlah unggahan
negatif sampai 1%, dan peneliti menemukan bahwa satu unggahan negatif seseorang
di kota yang sering diguyur hujan mempengaruhi 1,3 postingan negatif lainnya
dari handai taulan yang tinggal di kota yang panas. Berita baiknya adalah
unggahan yang menyenangkan memiliki pengaruh yang lebih kuat; masing-masing
menginspirasi lebih dari 1,75 unggahan ceria. Apakah sebuah unggahan bahagia
dapat mendorong meningkatkan suasana hati, masih belum jelas juga.
KECEMASAN
Para peneliti mengkaji kecemasan yang
disebabkan media sosial, ditandai dengan perasaan gelisah dan khawatir, dan
susah tidur dan berkonsentrasi. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal
Computers and Human Behaviour menemukan bahwa orang-orang yang menggunakan
tujuh atau lebih jenis media sosial bisa menderita tiga kali atau lebih gejala
kecemasan dibandingkan mereka yang hanya menggunakan 0-2 media sosial.
Masih tak jelas jika dan bagaimana media
sosial menyebabkan kegelisahan. Peneliti dari Universitas Babes-Bolyai di
Romania mengkaji penelitian yang sudah ada mengenai hubungan antara kecemasan
sosial dan jejaring sosial pada 2016, dan hasilnya masih beragam. Mereka
menyimpulkan bahwa dibutuhkan penelitian lebih jauh.
DEPRESI
Sementara sejumlah penelitian menemukan
kaitan antara depresi dan penggunaan media sosial, berkembang penelitian
mengenai bagaimana media sosial dapat benar-benar menjadi alat untuk maksud dan
tujuan yang bagus.
Dua penelitian yang melibatkan lebih dari
700 siswa menemukan bahwa gejala depresi, seperti suasana hati yang rendah dan
perasaan tidak berarti dan tanpa harapan, terkait dengan kualitas interaksi
online. Para peneliti menemukan gejala depresi yang lebih tinggi di antara
mereka yang dilaporkan memiliki lebih banyak interaksi negatif.
Sebuah studi serupa yangdilakukan pada 2016
melibatkan 1.700 orang menemukan risiko depresi dan kecemasan mencapai tiga
kali lipat di antara orang-orang yang paling banyak menggunakan platform media
sosial. Penyebabnya, perkiraan mereka, termasuk perundungan siber, memiliki
pandangan terdistorsi mengenai kehidupan orang lain, dan merasa menghabiskan
waktu di media sosial merupakan sebuah pemborosan waktu.
Komentar
Posting Komentar